
HondaQQ - Aku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Jumat biasanya telpon sepi tapi pukul 09.30 pagi tadi ada telpon dari salah satu klien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.
Sekitar jam 11.00 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Yana, kami tahu dia adalah pacarnya Rendi. Kami persilahkan Yana untuk masuk dan menunggu Rendi yang sedang ada dinas keluar. Yana juga bilang kalau memang disuruh Rendi untuk menunggu dikantor.Yana waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Yana duduk di kursi meja kantor Rendi. Yana mengenakan blazer warna abu-abu dengan rok span diatas lutut. Cantik.
Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Yana, 22 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34c, dan kulitnya putih. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.
Sekitar jam 12.25 tiba-tiba Rendi telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Rendi juga sempat bebincang dengan Yana untuk sabar menunggu.
Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Yana dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Rendi. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Rendi, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.
“Yana, gimana “punya” Rendi, gede nggak?”, tanya Doni menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Yana.
“Ah…mas Doni…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Yana malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak Rendi ….”, tanya Doni sambil menyebutkan namaku.
“Ah….mas Doni…”, jawab Yana lagi.
Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Yana dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Yana sudah sering berhubungan badan dengan Rendi dari cerita Rendi sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Yana.
“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Yana gitu donk, kasih Yana “minum” ..!” perintahku kepada Doni dan Diki dengan perintah simbolis. Rupanya Doni dan Diki tahu apa maksudku.
“Oh iya, sori Yana, maaf Boss…..!” jawab Diki sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Yana dan hal itu tidak disadari Yana. Diluar hujan semakin deras!
Dengan gerakan kilat Diki merangkul Yana dari belakang….
“Gini..,” kata Diki dengan mendekap erat Yana. “Kamu pikir deh Yana… umurmu baru 22 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Diki semakin erat mendekap Yana yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.
“Ah … apa-apaan ini” teriak Yana , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
Tiba-tiba saja Doni menarik kaki Yana.
“Diam…sebentar Yana..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Yana pakai.
Lalu Yana dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Yana dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”. Domino99
Yana semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Diki dan Doni membungkam erat mulut Yana. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.
“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.
“Permainan apa …..?” tanya Yana dengan ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Yana seperti ini. Saya jadi tambah horny….
“Ok-ok ..baik..,” kata Yana tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Rendi….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Yana membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
Tiba-tiba saja Yana langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Yana berganti ke bibir Diki, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Doni. Aku jilati leher Yana, terus dia juga menjilati kuping Doni.
Tanpa sadar Yana mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”
“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Diki atau Doni ..!” kataku.
“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Yana.
Dengan cepat aku membuka baju Yana dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Doni dan Diki langsung bergerilya di dada Yana. Dinaikkannya BH Yana sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Yana.
“Ahh, enak gigitannya….” Yana mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Yana sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Yana untuk saya remas-remas.
Diki dan Doni segera menuju bagian bawah tubuh Yana.
“Pokoknya santai saja Yana…!” kata Diki sambil menaikkan rok yang dikenakan Yana.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Doni sambil bergumam melihat CD yang dipakai Yana. Agen domino 99
“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Doni, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Yana sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Yana..!” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 15 menit Yana telah ber-‘karaoke’ terhadap penis kami bertiga. Kemudian Yana dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.
“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Yana memerintah kami bertiga.
Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Yana di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Diki juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Yana sedangkan Doni melumat habis bibir Yana. .Samar-samar saya mendengar Yana mulai mendesah.
Kali ini saya gantian ke buah dada Yana, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Yana.
Dan Yana kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”
“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.
“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Bani dan Doni tersenyum melihat Yana terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Yana, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Yana yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Yana.
“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Yana sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
“Ahh….aku mau keluar,” lirih Yana
Dan tiba-tiba saja cairan vagina Yana keluar diiringin teriakan dari Yana.
“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Yana terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.
“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Yana.
“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.
“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Yana.
Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vagina Yana.
“Sempit banget memek Yana…!” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Yana
“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Yana yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Yana yang terus mendesah dan teriak.
“Terus mas… tambah cepet ..!”
Dan sekilas di samping saya tampak Diki dan Doni dengan penis mereka sudah menegang.
“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Yana ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Yana.
Diki dan Doni hanya menganggukan kepala.
Tidak lama kemudian Yana minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
Kami pun berganti posisi.
“Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Yana sambil merem melek.
5 menit kemudian Yana teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.
Kali ini kembali Yana menjerit, “Terus… mas..!”
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
“Yana, mau keluarin dimana..?” tanya saya.
“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Yana.
Kemudian Yana dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Diki dan Doni meremas penis masing-masing dan dia pun melihat Yana dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
Tiba-tiba saja Doni mencium Yana dengan ganasnya. Secara otomatis Yana membalasnya. Kemudian ciuman Doni mulai turun ke leher Yana dan dada . Yana hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Yana diremas-remas oleh Doni dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Doni dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Doni segera mencium dan menjilati vag|na Yana dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Yana.
Kemudian Diki tidak mau kalah, segera Diki raih buah dada Yana dan segera menghisapnya. Diki mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Diki juga remas-remas buah dada Yana.
“Yang kencang mas..!” kata Yana lirih.
Kurang lebih 5 menit Diki memainkan dada Yana, kemudian Diki turun ke vaginanya. Tampaklah vagina Yana yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
“Memek kamu sudah basah Yana.., sudah ngga tahan yach..?” kata Diki sambil tersenyum.
Yana hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Diki mendekatkan mulutnya ke depan vagina Yana, dan langsung Diki hisap jilati vagina Yana
“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Yana .
Setelah 10 menit Diki memainkan vagina Yana, Diki melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Diki memasukkan penisnya ke dalam vagina Yana.
“Pelan-pelan….!” kata Yana.
Diki hanya tersenyum dan segera mencium Yana, dan Yana pun membalasnya dengan penuh semangat.
Bless, seluruh penis Diki kini berada di dalam vagina Yana. Dan tanpa dikomando lagi Diki segera bergerak diikuti goyangan pinggul Yana. Yana memeluk Diki begitu eratnya dan Diki memperhatikan wajah Yana yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Yana ingin berganti posisi.
“Gantian dogy …!” pinta Yana
Diki turuti saja kemauan Yana.
“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Yana sudah basah dan menurut Diki, Yana tidak lama lagi akan keluar.
Dan benar saja dugaan Diki, tiba-tiba saja Yana teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
Kemudian Yana langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis Diki masih tertancap dalam vagina Yana. Diki segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Diki terasa ingin keluar.
“Keluarin di mana Yana..?” tanya Diki.
“Di dalam …..!” jawab Yana dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, “Crott, crott..!” penis Diki segera mengeluarkan semburan spermanya.
“Ahh..!” Diki bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Diki.
Kemudian Diki langsung rebah di sebelah kanan Yana, sementara Doni tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Yana.
“Wah capek kamu Yana..?” tanya Doni.
Yana yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.
Setelah istirahat beberapa menit, Yana melanjutkan meladeni permainan Doni.
Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Yana. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Rendi datang.
Kami hanya tersenyum melihatnya mencium pipi Yana dengan sayang
Untuk mengakhiri artikel ini saya ingin bertanya kepada pembaca. Apakah kalian tahu apa itu HondaQQ ?
Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi :
0 Comments